Menjaga lingkungan bukan hanya menjadi sebuah slogan semata tapi tindakan. Ini menjadi tanggungjawab bersama baik sebagai masyarakat maupun civitas akademik kampus.
Sebelum melakukan aksi nyata, perlu dibekali dengan pengetahuan yang mumpuni agar dalam kegiatannya mampu dilaksanakan sesuai petunjuk teknis.
Aksi nyata ini didahului dengan kuliah umum yang digelar di aula Stiper Flores Bajawa dengan narasumber kepala pusat studi Agroekologi dan sumber daya lahan UGM Yogyakarta.
Prof. Dr. rer. nat. Junun Sartohadi, M. Sc sebagai pemateri tunggal dalam kuliah umum kali ini mengajak semua civitas akademika Stiper Flores Bajawa juga seluruh undangan untuk menjaga lingkungan dengan berbagai cara masing-masing. Hal ini disampaikan dalam kuliah umum yang digelar di aula Stiper Flores Bajawa, 07/12/2021 dengan tema "Pengembangan Sumber Daya Lahan Berkelanjutan".
Sebagai kepala pusat studi Agroekologi dan sumber daya lahan UGM Yogyakarta, beliau juga aktif melakukan penelitian mengenai pengembangan sumberdaya alam berbasis pengurangan risiko bencana bersama-sama dengan mahasiswa dari berbagai program studi dari berbagai universitas baik di dalam maupun di luar negeri.
Prof. Junun mengatakan bahwa tidak ada bagian permukaan bumi yang tidak mempunyai ancaman kerusakan, ancaman kerusakan selalu berkaitan dengan keberadaan sumber daya tertentu dan pengembangan sumber daya bermakna memanfaatkan ketersediaan sumber daya dengan cara mengelola kerusakannya.
Jika saat ini suatu kawasan kurang dapat mendukung aktivitas pertanian, sangat dimungkinkan tidak demikian halnya jika untuk kegiatan lainnya.
Komponen penyusun sumber daya lahan dipengaruhi oleh pemicu alami berupa dinamika kerak bumi berupa tektonisme-vuklanisme, dinamika sinar matahari, iklim dan pemicu non alami berupa pelepasab panas dan karbon ke atmosfer karena aktibitas pembangunan.
Strategi menghadapi dinamika sumber daya yakni kebijakan pemerintah yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat, penyesuaian relief yang dapat menjamin ketersediaan air sehingga kegiatan pengelolaan tanah dapat memberikan produksi yang optimum, penyesuaian sifat dan perwatakan tanah yang dapat meningkatkan produktivitas pemanfaatan sumber daya, mengurangi ketergantungan terhadap kondisi alami menguatkan pemanfaatan teknologi tidka berarti melawan alam tetapi berkembang bersama seiring dengan proses-proses yang terjadi di alam, memanfaatkan sumber daya alam sesuai dengan karakteristik wilayah sehingga tidak mengubah dan atau meningkatkan laju/intensitas proses-proses di alam.
Carut marut erosi dan longsor bermula dari tiga hal yakni kurangnya pemahaman proses yang kompherensif ( urutan proses, urutan skala pemetaan, atau cakupan wilayah, urutan pengelolaan atau penanganan,pengelolaan yang hanya dilakukan pada kawasan yang terlanda dan tindakan yang berlangsung sesaat (tanggap darurat) dan tidak berkelanjutan.
Ketua Stiper Flores Bajawa Dr. Nicolaus Noywuli menyampaikan bahwa lahan sebagai sumber tempat hidup, mesti kita pelajari dan kelola secara berkelanjutan.
Untuk di kabupaten Ngada dan NTT pada umumnya, ada kultuatif iklim,tingkat kelerengan lahan atau wilayah pada umumnya dengan kelerengan yang cukup tinggi, penanggulangan fulkanik, tingkat kesuburan, dan pengetahuan masyarakat petani dalam hal mengelola lahan masih sangat tradisional,produktifitas belum menjadi target. Oleh karena itu kehadiran tim ahli dari pusat studi Agroekologi dan sumber daya lahan UGM merupakan bentuk dukungan terhadap lembaga Stiper Flores Bajawa dalam pembelajaran pengembangan sumber daya lahan berkelanjutan.
Kegiatan ini dihadiri oleh pengurus Yasukda Ngada, pimpinan Stiper Flores Bajawa, ketua LPMAI Stiper Flores Bajawa, rombongan tim Ahli Pusat Studi Agroekologi dan sumber daya lahan UGM, Kepala dinas Pertanian kabupaten Ngada, dan seluruh mahasiswa,dosen dan pegawai Stiper Flores Bajawa.
****
KID STIPER FLORES BAJAWA